Bangun Karier di Industri Pangan: Skill yang Wajib Dimiliki Generasi Muda

By Agnes Melani at September 24, 2025
article
Bangun Karier di Industri Pangan: Skill yang Wajib Dimiliki Generasi Muda

Industri pangan adalah salah satu sektor yang tidak pernah mati. Selama manusia membutuhkan makan, industri ini akan terus berkembang. Namun, seiring meningkatnya standar keamanan dan kualitas pangan, perusahaan semakin selektif dalam merekrut tenaga kerja. Tidak cukup hanya bermodal ijazah, melainkan juga harus memiliki kompetensi teknis dan sertifikasi yang relevan.

Tantangan Karier di Industri Pangan

Banyak fresh graduate maupun profesional muda yang menghadapi kendala saat mencoba masuk atau berkembang di industri pangan. Beberapa tantangan utama di antaranya:


1. Kurangnya Pemahaman Regulasi

Industri pangan sangat erat kaitannya dengan regulasi pemerintah maupun standar internasional karena produk yang dikonsumsi manusia harus aman, bermutu, dan konsisten kualitasnya. Regulasi ini tidak hanya melindungi konsumen dari risiko kesehatan, tetapi juga menjadi syarat penting agar produk dapat bersaing di pasar lokal maupun global. Oleh karena itu, setiap pelaku usaha pangan wajib memahami dan menerapkan standar berikut:


  • BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) mewajibkan semua produk pangan olahan memenuhi standar keamanan dan higienitas sebelum beredar.
  • CPPOB (Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik) mengatur seluruh proses produksi, mulai dari bahan baku, pengolahan, hingga distribusi.
  • HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) digunakan untuk mengidentifikasi titik kritis yang dapat menimbulkan bahaya pada produk pangan.

Banyak lulusan baru yang hanya tahu istilah ini secara teori, tetapi tidak memahami implementasinya dalam praktik kerja. Akibatnya, mereka sering kesulitan saat mengikuti tes kompetensi atau wawancara teknis di perusahaan pangan.


2. Minim Pengalaman Praktik

Perusahaan pangan tidak hanya mencari pekerja yang menguasai teori, tetapi juga membutuhkan tenaga kerja yang siap terjun langsung di lapangan. Sayangnya, banyak fresh graduate belum terbiasa dengan praktik nyata seperti melakukan audit internal, uji laboratorium, inspeksi fasilitas produksi, maupun penyusunan dokumen keamanan pangan. Kondisi ini membuat keterampilan yang diperoleh di bangku kuliah terasa kurang aplikatif ketika masuk ke dunia kerja.


Kesenjangan antara teori akademik dan realita industri inilah yang menyebabkan banyak kandidat dianggap kurang siap pakai. Oleh karena itu, perusahaan cenderung lebih memilih calon karyawan yang sudah pernah mengikuti magang, pelatihan intensif, atau memiliki sertifikasi khusus. Pengalaman tambahan ini menjadi nilai lebih karena menunjukkan kesiapan untuk langsung beradaptasi dengan tuntutan kerja di industri pangan.


3.Tidak Punya Sertifikat Pendukung

Sertifikasi kompetensi saat ini sudah menjadi kebutuhan utama, bukan lagi sekadar nilai tambah. Perusahaan pangan cenderung lebih percaya pada kandidat yang memiliki sertifikat resmi seperti HACCP, CPPOB, atau Food Handler, karena sertifikat tersebut menjadi bukti bahwa seseorang memiliki keterampilan yang terstandar. Tanpa sertifikat, meskipun pengetahuan dasar sudah dimiliki, akan sulit bagi kandidat untuk membuktikan kemampuan secara profesional di hadapan perekrut.


Bagi pelaku UMKM pangan, ketiadaan sertifikat juga menimbulkan tantangan besar. Produk yang tidak dilengkapi dengan standar dan sertifikasi keamanan pangan cenderung sulit masuk ke pasar modern, apalagi menembus pasar ekspor. Padahal, sertifikasi dapat meningkatkan kepercayaan konsumen sekaligus membuka peluang usaha yang lebih luas di industri pangan yang semakin kompetitif.


Skill yang Dicari di Dunia Kerja Pangan

Untuk bisa bersaing di industri pangan, ada tiga kemampuan utama yang harus dimiliki.

1. Pemahaman Sistem Keamanan Pangan (HACCP & CPPOB).

Ini jadi dasar penting agar produk aman, higienis, dan sesuai standar nasional maupun internasional.

2. Dokumentasi dan Audit.

Perusahaan membutuhkan tenaga yang mampu menyusun dokumen HACCP, laporan inspeksi, dan audit internal dengan rapi, karena ini menjadi bukti kepatuhan pada regulasi.

3. Soft Skill & Digital Skill.

Selain teknis, kemampuan komunikasi, teamwork, public speaking, hingga digital marketing juga penting agar produk bisa lebih kompetitif di pasar modern.


Solusi: Upgrade Diri Lewat Pelatihan

Kabar baiknya, sekarang ada banyak peluang untuk upgrade skill tanpa harus menunggu pengalaman kerja bertahun-tahun. Salah satunya melalui AGAVI Institute, lembaga pelatihan yang sudah dipercaya banyak perusahaan pangan di Indonesia.


Sumber:

BPOM RI. (2020). Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 13 Tahun 2020 tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB).FAO. (2022). Food Safety and Quality: Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP).

Badan Pusat Statistik. (2024). Industri Makanan dan Minuman Menjadi Penyumbang Terbesar PDB Manufaktur Indonesia.World Bank. (2023). Skills Development for Youth Employment in Indonesia.